KULLIYATUL KHAMS (Ilmu Mantik)


KULLIYATUL KHAMS

A.      PENDAHULUAN
Logika merupakan cara berfikir yang rasional, dengan demikian manusia mampu untuk mengembangkan pola pikirnya secara luas akan tetapi terkontrol sehingga membawa kepada kebenaran. Dalam pembahasan logika/ilmu mantiq banyak hal yang dibahas salah satu diantaranya pembahasan tentang lafaz kata, dalam hal ini pemakalah membahas tentang “Kulliyatul Khams/Term Universal”.

B.       PEMBAHASAN

1.    Pengertian Kulliyatul Kams
Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “kulliyatul khams”.
Kulliyatul khams adalah pengertian-pengertian yang dinyatakan oleh prediket mengenai subjek atau cara menerangkan sesuatu. Kulliyatul khams disebut juga dengan Term, term yaitu kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau prediket.

2.      Macam-Macam Kulliyatul Khams
Sebagaimana yang telah dijabarkan di atas tadi bahwa kulliyatul khams secara umum terbagi kepada 2 bagian yaitu kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat). Yang mana masing-masing pembagian itu mempunyai cabangnya masing-masing, Lafaz kulli terbagi kepada 2 bagian, yaitu:
a.    Lafaz Kulli Dzati.
Lafaz kulli dzati adalah lafaz yang menunjukkan kepada mahiyah (hakekat) sepenuhnya, dan kepada nya diajuka pertanyaan ” apa dia”.
1)      Jins / jenis.
Jins atau jenis adalah lafaz kulli yang maa shadaqnya terdiri dari substansi-substansi (hakikat) yang berbeda, atu lafaz kulli yang dibawahnya trdapat lafaz-lafaz kulli yang mempunyai makna yang lebih khusus. Dengan kata lian jenis adalah term yang menyatakan hakikat suatu barang tetapi sebagian saja, belum melukiskan hakikat yang sempurna. Contoh: kerbau, kuda, gajah, kera dan burung adalah berbeda tetapi kesemuanya mempunyai sifat persamaaan yang tidak bisa dilepaskan dari masing-masing nama itu, yaitu sifat kebinatangan.Jadi kata binatang adalah jenis.
Dalam buku Al-Sullam al-Munawraq terdapat petunjuk bahwa jins (jenis) adalah: Jauhar, Jism, Nami, hayawan, Nau’, adalah insan, hindun, zaid, mustafa. Jins (jenis) terbagi kepada 3 bagian:
2)   Jenis Ali atau ba’id, jenis tinggi.
Jenis Ali atau ba’id, jenis tinggi yaitu jenis yang tidak ada lapisan di at  asnya, hanya ada lapisan-lapisan jenis di bawahnya. Contoh: jauhar, di atas lafaz kulli jauhar tidak ada lagi jenis, tetapi dibawahnya terdapat beberapa jenis, yaitu jims, hayawan.
3)   Jenis wasath/mutawasith atau jenis antara.
Jenis wasath/mutawasith atau jenis antara yaitu lafaz kulli yang di atas nya terdapat jenis dan di bawah nya terdapat jenis. Contoh: tubuh yang berkembang.
4)   Jenis Safil/jenis rendah.
Jenis Safil/jenis rendah yaitu lafaz kulli yang tidak ada jenis di bawah nya, tetapi di atas nya terdapat beberapa jenis.
a)    Nau’/ species.
Nau’ menurut bahasa adalah macam(jenis).Secara mantiki lafaz kulli yang mashadaqnya terdiri dari hakekat-hakekat yang sama. Nau’/ species adalah lafaz kulli yang mempunyai cakupan terbatas, yaitu afrad yang bersamaan hakikat nya.seperti lafaz insani yang mashadaqnya: ali, Mustafa, dan amin. Nau’ juga terbagi kepada 2 macam:
(1)  Haqiqi, yaitu lafaz kulli yang berada d bawah jenis, sedangka mashadaqnya merupakan hakikat yang sama.
(2)  Idhafi, yaitu lafaz kulli yang berada di bawah jenis, baik hakikat nya sama maupun tidak.  Nau’ idhafi terbagi 3, yaitu:
(a)  Safil.
Safil adalah lafaz kulli yang tidak ada lagi di bawahnya kecuali substansi jus’i nya. Contoh: insan. Lafazh insan tidak lagi nau’ di bawah nya. Yang ada di bawah nya hanya juzi’ nya, yaitu: ahmad, ali, maimun, dll.
(b)   Mutawassith.
Mutawassith adalah lafaz kulli yang di bawah nya terdapat nau’ dan itu atas nya terdapat nau’. Contoh: hayawan dan Al-nami. Di atas hayawn ada nau’, yaitu al-nami dan di bawah nya ada nau’, yaitu al-insan.demikian juga dengan al-nami.diatasnya ada nau, yaitu jism dan di bawah nya ada pula nau’, yaitu al-hayawan.
(c)   ‘Ali
Ali adalah lafaz yang tidak ada lagi di atasa nya kecuali jins ’ali.contoh: al-jism.lafaz al-jism tidak ada lagi di atas nya kecuali jins ’ali yaitu al-jauhar.

b)   Fashl/differentia (sifat pembeda).
Fashl adalah term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat yang lain yang sama-sama terikat dalam satu jenis. Contoh: manusia adalah binatang. Binatang adalah jenis, manusia adalah spesia dari binatang, yang membedakan manusia dari binatang (kuda, kerbau, kucing) adalah sifat berfikir. Sifat berfikir inilah yang dinamakan dengan fashl/differentia.
Fashl terbagi 2 macam:
(1)   Fashl qarib.Fashl qarib adalah ciri yang membedakan sesuatu dari sesuatu yang menyamainya dalam jenis yang dekat.contoh: dapat berfikir, adalah fashl qarib bagi manusia yang membedakan nya dari yang menyamainya dalam satu jenis yaitu hayawan.Fashl ba’id.
(2)   Fashl ba’id adalah ciri yang membedakan sesuatu dari sesuatu yang menyamainya dalam jenisnya yang jauh (bai’id) contoh: merasakan (perasaan) adalah fashl ba’id bagi manusia yang mebedakan nya dari hewan.

b.    Lafaz Kkulli Irdi.
Lafaz kulli irdi ini terbagi 2 macam yaitu:
1.    irdhi khas.
irdhi khas adalah sifat tambahan yang hanya berlaku satu dzat tertentu atau term yang menyamakan sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang dimilikinya.Contoh: sifat pembeda yang dimiliki manusia adalah berfikir.dari sifat berfikir ini timbul sifat khusus, seperti: kawin, membentuk pemerintah, adanya peradaban, pakaian, dan mengembangkan kebudayaan.
Irdhi khas (sifat khusus) adalah sifat atau sejumlah sifat yang dimiliki secra khusus oleh hakekat-hakekat (mahiyah)yang sama.bariyah, bakar, usman, mustafa adalah hakekat-hakekat mahiyah yang sama.contoh:mampu berbahasa/belajar satu bahasa/beberapa bahasa.adalah irdhi khas (sifat khusus) bagi manusia.

2.     irdhi ’am.
Irdhi ’am adalah sifat tambahan yang dapat ditemukan pada beberapa zat atau golongan.contoh: sifat melihat pada manusia.meliahat ini juga dimiliki oleh.


C.       PENUTUP
a.       Kesimpulan
Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam.
Kulliyatul khams adalah pengertian-pengertian yang dinyatakan oleh prediket mengenai subjek atau cara menerangkan sesuatu. Kulliyatul khams disebut juga dengan Term, term yaitu kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau prediket.

D.      DAFTAR PUSTAKA
A.K.Baihaqi, Ilmu Mantiq, Jakarta:Darul Ulum Press, 2002.
Deswita, Buku Ajar Ilmu Mantik/ ligika,Batusangkar:STAIN Batusangkar,2008.
Drs. H. Mundiri. Logika. Jakarta: Rajawali Pers, 2006
H. Baihaqi A. K. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berfikir Logika. Jakarta: Darul Ulum, 2002

0 komentar:

Posting Komentar